Perspektif Pragmatis



4.Perspektif Pragmatis
Perspektif ini merupakan yang terbaru dari empat perspektif yang ada dalam komunikasi. Hampir seluruh perkembangannya bermula dari penerbitan buku pragmatic of human communication tahun 1967 oleh Watzlawick, Beavin, dan Jackson. Perspektif Pragmatis tentang komunikasi manusia didasarkan pada asumsi pokok system dan informasi. Perspektif ini merupakan aplikasi yang sesuai dari system pada komunikasi manusia dan jelas merupakan perkembangan baru yang berada untuk melakukan penelitian komunikasi manusia.
Prinsip-prinsipnya secara langsung lebih banyak berasal  dari system umum, campuran, multidisipliner, dari asumsi, konsep dan prinsip-prinsip yang berusaha menyediakan kerangka umum bagi studi berbagai jenis fenomena-fisika, biologi dan sosial. Perspektif pragmatis menyajikan alternative paradigma yang sangat berbeda dengan tiga perspektif sebelumnya. Komponen-komponen khas da;am perspektif pragmatis dimulai dengan perilaku orang-orang yang terlihat dalam komunikasi. Karena itu satuan komunikasi yang paling mendasar adalah tindak perilaku atau tindak yang dilakukan secara verbal atau nonverbal oleh seorang peserta dalam peristiwa komunikatif.
Tindak terjadi dalam rangkaian peristiwa yang sinambung. Keberurutan tindak menjadi penting. Tindak tertentu harus melalui tindakan, satu tindakan menyusul tindakan lain. Karena itu satuan analisis yang lebih penting dari system komunikasi bukanlah tindakan tetapi interaksi atau interaksi ganda. Sepanjang waktu pada interaksi itu dapat dipengaruhi oleh perubahan.sistem komunikasi dapat merubah pola imteraksi yang khas dan perubahan itu secara empiris dapat diketahui melalui pencatatan perubahan dalam pola yang redundan dari interaksi dan interaksi ganda.
Beberapa system komunikasi merupakan system yang terus berlangsung sebagai suatu system dalam priode yang panjang. Karakteristik system komunikasi yang sedang berjalan adalah pola interaksi, fase, dan siklus. Spanjang periode waktu yang lama pola karakteristik interaksi dan fase-fasenya dapat saja berubah mungkin karena adanya perubahan lingkungan atau perubahan structural dalam system tersebut karena anggotanya masuk dan meninggalkan sitem tersebut.
Komunikasi tidak hanya terjadi dalam system sosial ia juga berfungsi menentukan sifat dan eksistensi system sosial itu sendiri. System sosial dan system komunikasi adalah sama dan dapat dipakai secara bergantian, merupakan sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan hendaknya tidak dilihat sebagai wujud yang berdiri sendiri.
Umumnya penelitian komunikasi yang dijalankan dalam perspektif pragmatis mengamati system sosial yang berbentuk diad atau kelompok. Sifat diad tersebut memperlihatkan keragaman dalam pemilihan system sosial. Yang fundamental bagi setiap studi komunikasi manusia yang serius dalam perspektif pragmatis adalah daftar kategori yang menyatakan fungsi yang dilakukan oleh komunikasi manusia dan yang memungkinkan tindakan komunikatif untuk diulang kembali pada saat yang berlainan.
Komunikasi dalam perspektif pragmatis dimulai dengan perilaku orang-orang yang terlihat dalam komunikasi. Karena itu, satuan komunikasi yang paling fundamental adalah tindak perilaku atau tindak yang dijalankan secara verbal atau nonverbal oleh seorang peserta dalam peristiwa komunikatif. Tindak itu lalu dikategorikan kedalam berbagai fungsi yang dilaksanakan komunikasi.
5. Perspektif Lain
Selain daripada keempat perspektif tersebut terdapat beberapa perspektif lainnya yang dianggap kecil dan kurang menyebar, diantaranya:
a.      Perspektif Ekologis
Perspektif ekologis atau kontekstual tentang komunikasi manusia konsisten dengan definisi komunikasi sebagai proses adaptasi organisme kepada lingkungan. Perspektif ini tampak nyata dalam studi-studi tentang ekologi kelompok yang menghipotesiskan bahwa unsure-unsur kontekstual memengaruhi interaksi kelompok. Studi-studi seperti itu berasumsi bahwa interaksi akan dimaksimalkan dengan jalan melintasi sudut sebuah meja, bahwa pemimpin cenderung untuk memilih tempat duduk pada bagian utama suatu meja segi empat, bahwa desain dan dekorasi ruang memengaruhi proses komunikasi.

b.      Perspektif Dramatisme
Model ini menempatkan individu dan perilaku sosial dalam analogi dramatis yang menandai actor sosial pada “panggung” kehidupan yang sebenarnya. Perilaku yang bukan umum berada “dibelakang layar” dan amat berbeda dari yang disajikan untuk umum. Tokoh utama dramatisme, memandang perilaku sosial sebagai interaksi atau rasio antara lima unsure dramatis yakni, lakon, adegan, agent, agency, dan tujuan, atau penggunaan strategi simbolis dalam memanipulasikan bahasa.

c.       Aliran McLuhan atau McLuhanisme
McLuhan telah membahas secara inovatif tentang efek terselubung dan implikasi media massa pada masyarakat kita. Pada tingkat masyarakat ia memvisualisaikan teknologi komunikasi yang baru sebagai perpanjangan dari kelima indra kita. Meskipun diluarnya tidak bersifat manipulative, media massa elektronik dikategorikan sebagai perangsang citra dan pencipta citra yang subliminal.

d.      Teori atau Model Keseimbangan
Model keseimbangan berasal dari psikologi sehingga manfaatnya terbatas pada penelitian komunikasi persuasi dan menjelaskan perubahan sikap atau perilaku pengambil keputusan dalam perspektif psikologis.

F. CATATAN AKHIR
Keserbaserbian ini memang tak bisa di tolak. Pada beberapa orang yang menginginkan satu batasan atau satu paradigm tunggal, kenyataan ini akan cukup memusingkan. Namun itulah kenyataan yang harus di terima, ilmu komunikasi adalah ilmu yang serba ada, serba mencakup, dan serba makna. Konsekuensinya adalah kita akan mengrungi kepelbagaian ini dengan pelbagai kerumitannya. Untuk memperjelas keserbaan ini kutipan Aubrey Fisher dapat diajukan:
“saya tampaknya mempertahankan pandangan aliran Feyerabend tentang komunikasi manusia yang diwarnai oleh paradigm yang multimuka dan saya kira begitulah saya-tidak musti bersumber dari keyakinan bahwa ilmu yang berparadigma multimuka itu lebih unggul dari ilmu unparadigmatis, akan tetapi karena begitulah adanya. Bidang komunikasi manusia tidak hanya ditandai paradigma. Realitas masyarakat ilmiah merupakan dunia yang terdiri dari para ahli dengan ikatan yang longgar dimana yang tidak sependapat tentang masalah jauh lebih banyak daripada yang mereka sepakati secara bersama. Menghadiri Konvensi Asosiasi Komunikasi Internasional mengukuhkan adanya ralitas itu. Pembentukan fraksi dan kelompok kecil menandai masyarakat ilmiah komunikasi manusia. Sebagaimana Knower mengulangi kembali apa yang telah nyata, “Apabila satu wilayah bidang itu mencoba untuk memaksa kepada wilayah yang lain untuk menerima perangkat kategori mereka, mereka hanya dapat meningkatkan fraksi dan kelompok kecil bidang tersebut.” [Fisher, 1990:440]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persahabatan Komunikasi Antar Personal

Manajemen isu dan krisis