Memori
C.Memori
Schlessinger dan Groves (1976: 352) mendefinisikan “memori adlaah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.”
Secara singkat, memori melewati tiga proses: perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan. Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal. Penyimpanan (storage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan dimana. Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan (Mussen dan Rosenzweig, 1973:499)
1 Jenis-jenis memori
Kita tidak menyadari pekerjaan memori pada dua tahap yang pertama. Kita hanya mengetahui memori pada tahap ketiga: pemanggilan kembali. Pemanggilan diketahui dengan empat cara:
1) Pengingatan (Recall). Pengingatan adalah proses aktif untuk menghasilakan kembali fakta dan informasi secara vervbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.
2) Pengenaln (Recognition)
Pilihan berganda (multiple-choice) dalam tes objektif menuntut pengenalan, bukan pengingatan.
3) Belajar lagi (Relearning).
Mempelajari yang sudah pernah dipelajari akan lebih cepat.
4) Redintegrasi (Redintegration).
2. Mekanisme Memori
Ada tiga teori yang menjelaskan memori: teori aus, teori interferensi, dan teori pengolahan informasi.
Teory Arus (Disuse Theory)
Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Willism James, juga Benton J.Underwood membuktikan dengan eksperimen, bahwa “the more memorizing one does, the poorer one’s ability to memorzize” ---makin sering mengingat makin jelek kemampuan mengingat (Hunt, 1982: 94).
Teori Interferensi (Interference Theory)
Menurut teori ini, memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah lukisan pada meja lilin atau kanvas itu. Jika misalnya dalam kanvas itu terekam hukum relativitas dan segera setelah itu Anda mencoba merekam hukum medan gabungan , Yang kedua akan menyebabkan terhapusnya rekaman yang pertama atau mengaburkannya. Ini disebut interferensi.
Inhibisi retroaktif (hambatan ke belakang) terjadi jika kita misalnya kita menghafal halaman pertama dalam kamus Inggris-Indonesia, lalu berhasil. Kemudian menghafal halaman kedua, berhasil juga. Akan tetapi yang diingat pada halaman pertama berkurang. Inilah yang disebut inhibisi retroaktif.
Lebih sering mengingat, lebih jelek daya ingat kita. Ini disebut inhibisi proaktif (hambatan ke depan). Masih ada satu hambatan lagi ---walaupun tidak tepat masuk teori interferensi, disebut hambatan motivasional. Psikologi klinik membuktikan bahwa peristiwa-peristiwa yang “melukai” hati kita cenderung dilupakan. Freud mengasali lupa pada proses represi yang berkaitan dengan cemas atau ketakutan. Amnesia bisa terjadi karena gangguan fisik atau psikologi; karena kerusakan otak atau neurosis. Sebaliknya, sesuatu yang penting menurut kita, yang menarik perhatian kita, yang memengaruhi kebutuhan kita, akan mudah kita ingat. Ini pengaruh faktor personal dlam memori.
Teori Pengolahan Informasi (Information Theory)
Secara singkat, teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk short-term memory (STM, memori jangka pendek); lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term memory (LTM, memory jangka panjang).
Sensory storage lebih merupakan proses perseptual daripada memori. Ada dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran). Sensory storage menyebabkan kita meliahat rangkaina gambar seperti bergerak, ketika kita menonton film.
Informasi harus disandi (encoder) dan masuk pada short-term memory. STM sangat terpengaruh interferensi. STM hanya mampu mengingat tujuh (plus atau minus dua) bit informasi. Jumlah bit informasi ini disebut rentangan memori (memori span). Untuk mengingatkan kemempuan STM, para psikolog menganjurkan kita untuk memngelompokkan informasi; kelompoknya disebut chunk.
Ingatan adalah abila informasi yang berhasil dipertahankan pada STM masuk kedalam LTM. LTM meliputi periode penyimpanan informasi sejak emenit sampai seumur hidup. Kita dapat memasukkan informasi dari STL ke LTM dengn chunking(membagi dalam beberapa chunk),rehearsals (mengaktifkan STM untuk waktu yang lama dengan mengulang-ulangnya), clustering(mengelompokkan dalam konsep-konsep), atau methodde of loci (memvisualisasikan dalam benak kita materi yang harus kita ingat).
D.Berpikir
1 Apakah Berpikir Itu?
Dalam berpikir, kita melibatkan semua proses yang telah disebutkan, yaitu sensasi, persepsi, dan memori.
Dalam memecahkan suatu masalah, pikiran menggunakan
Gambaran, yang disebut images atau citra oleh Marx (1976) dan Coon (1977); disebut jugagraphic symbols atau lambang srafis (Fuch, 1967).
Lambang verbal (verbal symbols)
“Berpikir merupakan manpulasi atau organisasi unsure-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakuakan kegiatan yang tampak,” kata Floyd L. Ruch. Menurut Paul Mussen dan Mark R. Rosenzweig, “The term ‘thinking’ refers to many kind of activities that involve the manipulation of concepts and symbols, representations of objects and events” (1973:410). Jadi, berpikir menunjukkan berbagai kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti objek dan peristiwa.
Hannah Arendt dalam karya terakhirnya Thinking, mengatakan bahwa manusia tidak dapat berpikir tanpa menggunakan bahasa atau lambang-lambang verbal. “Thought without speech is inconceivable”, katanya. Galton, Faraday, Einstein, dan beberapa ilmuan terkenal lain melaporkan bahwa mereka memecahkan masalah-masalah ilmiah dengan citra visual, dan baru kemudian menerjemahkan pikiran merekan kedalam kata-kata. Berpikir kita lakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving), dan menghasilkan yang baru (creativity). Anita Taylor et al. mendefinisikan berpikir sebagai proses penarikan kesimpulan. Thinking is an inferring process (Taylor et al. 1977:55)
Komentar
Posting Komentar