PENULISAN FEATURE DAN ARTIKEL



BAB 1
PENDAHULUAN




Teknik penulisan feature menjadi sarana untuk mengembangkan gaya penulisan berita (news) yang mengupas masalah human interest, dan penulisan opini (views) sebagai sarana untuk memikat pembaca dengan sajian penulisan yang ringan, cair, dan tak sulit dipahami. Ada saatnya suatu berita tidak dapat ditulis dengan fakta liputan yang sebenarnya dikarenakan alasan kode etik jurnalistik. Pada saat itulah dunia sastra berbicara. Namun, kondisi ini telah dipelopori penulisannya oleh Wolfe dalam bentuk jurnalisme sastra. Pemakaian gaya fiksi untuk mengemas laporan jurnalistik memunculkan fenomena baru dalam hal fakta, perubahan definisi, proses pengamatan dan pencariannya. Begitu pula dalam hal kaitan penyajian serta perubahan konversi bentuk dan gaya pengulasan.
Begitupun yang terjadi pada artikel, dalam dunia jurnalistik, biasanya artikel hanya menyangkut satu pokok permasalahan dengan sudut pandang hanya dari satu disiplin ilmu. Teknik penulisan artikel di dunia jurnalistik lazimnya menggunakan teknik deduktif - induktif atau sebaliknya. Selain menganggap semua tulisan di media cetak sebagai artikel, biasanya masyarakat juga tidak bisa membedakan antara artikel, opini, dan kolom. Padahal ketiga jenis tulisan tersebut berbeda.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan menjelaskan segala sesuatu tentang penulisan features dan artikel.







BAB II
PEMBAHASAN
Feature adalah jenis tulisan yang lebih bersifat menghibur, isinya kadang sesuatu yang remeh dan luput dari liputan wartawan straight news, tetapi tidak terlalu terikat dengan tenggat waktu. Ia bisa ditulis kapan saja dan di-publish kapan saja. Karenanya, ia awet.
a. Melengkapi sajian berita langsung (straight news).
b. Pemberi informasi tentang suatu situasi, keadaan, atau peristiwa yang terjadi.
c. Penghibur dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan.
d. Wahana pemberi nilai dan makna terhadap suatu keadaan atau peristiwa.
e. Sarana ekspresi yang paling efektif dalam mempengaruhi khalayak.
1. Mengandung segi human interest. Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi-menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch-menyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras), yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran.
2. Mengandung unsur sastra. Satu hal penting dalam sebuah feature adalah ia harus mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen atau novel-bacaan ringan dan menyenangkan-namun tetap informatif dan faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada prinsipnya adalah seorang yang sedang bercerita.
Ada puluhan jenis feature. Mulai dari feature tentang manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, alam, sejarah, antropologi, luar angkasa, hantu-hantu.
1. Feature minat insani (human interest feature)
2. Feature sejarah (hystorical feature)
3. Feature biografi (biografical feature)
4. Feature perjalanan (travelogue feature)
5. Feature yang mengajarkan keahlian (how-to-do feature)
6. Feature ilmiah (scientific feature)
Bisa. Misalnya bidang sosial, politik, budaya, ekonomi dll. Sektornya mulai dari kesenian, pemerintahan, perdagangan dll. Namun dalam mengangkat bidang, sektor maupun komoditas yang lebih konkrit menjadi sebuah feature, penulis akan menekankan segi manusianya, binatangnya, tumbuh-tumbuhannya atau alamnya. Bukan menekankan segi permasalahannya. Hal yang terakhir ini lebih tepat diangkat menjadi artikel atau esai.
Misalnya ada kecelakaan pesawat terbang. Straight newsnya adalah berita tentang kecelakaan tersebut. Kemudian ada interpreted news dari maskapai penerbangan, pabrik pesawat, aparat perhubungan, pihak keluarga korban dll. mengenai kecelakaan tersebut. Ada lagi artikel dari seorang pakar cuaca yang mengulas kecelakaan tersebut dari aspek buruknya cuaca pada saat peristiwa terjadi. Feature yang bisa ditulis antara lain: 1- mengenai istri/anak pilot yang menjadi korban; 2- pacar pramugari yang juga menjadi korban; 3- petugas SAR yang tanpa kenal lelah membantu mengumpulkan jasad para korban dll. dengan menekankan segi human interestnya.
Human interest bisa diartikan sebagai rasa kemanusiaan. Hingga feature yang disebut sebagai tulisan yang menekankan segi human interest dimaksudkan sebagai tulisan yang menekankan segi yang bisa menyentuh rasa kemanusiaan pembacanya.
Karena berita (news) sudah ditampilkan dengan lugas dan dengan bahasa yang sangat formal. Dalam artikel, fakta dan data juga harus dianalisis dengan serius dan diberi opini yang juga harus serius. Agar pembaca media cetak tidak bosan, maka diperlukan sebuah bentuk tulisan yang menekankan segi human interest. Itulah sebabnya segi ini paling diutamakan dalam feature. Dalam perkembangan lebih lanjut, berita pun bisa dikembangkan menjadi news feature, feature reporting, feature story dll. Bahkan dalam perkembangan lebih lanjut, feature juga melahirkan bentuk tulisan yang lebih baru (generasi baru) yang disebut sebagai How To Do It Article (HTDI). Cabang jurnalisme yang pertamakali memperkenalkan bentuk tulisan ini adalah jurnalisme kedokteran/ kesehatan pada abad XVI dan XVII.
Segi human interest dalam sebuah feature, harus benar-benar faktual (berupa fakta nyata) yang melekat pada materi (bahan) tulisan. Keterampilan penulis hanya dituntut untuk menyeleksi dan mengolah bahan-bahan tersebut, hingga ketika telah menjadi tulisan dan disampaikan ke pembaca, akan bisa menyentuh perasaan. Kalau segi human interest tersebut merupakan hasil imajinasi atau keterampilan berpikir si penulis, maka tulisan tersebut merupakan fiksi, bukan feature.
Yang bisa dikatagorikan sebagai human interest antara lain: masalah percintaan; perjalanan/perjuangan hidup manusia, hewan, tumbuhan maupun alam (gunung api, bintang); kelahiran/kematian; penderitaan (misalnya derita TKI yang disiksa majikan di LN); ketabahan/ketegaran dalam menghadapi cobaan/godaan dll.
Bisa, namun feature tersebut akan menjadi feature propaganda. Nilai sebuah feature propaganda, akan lebih rendah dibanding dengan feature yang benar-benar hanya menceritakan penderitaan seseorang atau sekelompok orang. Sebab yang harus geregetan, marah dsb. adalah pembaca media massa, setelah membaca feature tersebut. Bukan penulisnya.
Sebelum menulis, pertama-tama pilihlah kasus yang (sangat) menarik, yang menyangkut kepentingan banyak orang (publik), yang prestisius untuk ditulis. Seorang wartawan atau penulis yang baik dan berpengalaman biasanya memiliki nose of news (daya cium, daya endus berita), yang akan selalu bisa terasah jika ia memiliki “jam terbang” cukup tinggi. Tapi, nose of news selalu bisa dilatih. Setelah menemukan obyek, kasus atau item tulisan, pikirkanlah apa kira-kira angle-nya. Yang dimaksud dengan angle ialah “sudut pandang”, apa kira-kira masalah yang sangat penting dan relevan dari kasus tersebut. Untuk menentukan angle biasanya cukup sulit, sehingga diperlukan pemikiran, perenungan, bahkan diskusi dengan kawan-kawan.
Sebetulnya hampir sama dengan teknik menulis artikel lainnya, hanya saja dalam menulis feature kita dituntut untuk lebih ‘menyentuh’ dan memberikan nuansa lain dari sekadar sebuah berita. Itu sebabnya, feature bisa berfungsi sebagai penjelasan atau tambahan untuk berita yang sudah disiarkan sebelumnya, memberi latar belakang suatu peristiwa, menyentuh perasaan dan mengharukan, menghidangkan informasi dengan menghibur, juga bisa mengungkap sesuatu yang belum tersiar sebagai berita.
  • Dimensi hasil pemikiran atas suatu obyek kajian yang dapat berupa temuan penelitian atau gagasan analitis kritis.
  • Dimensi bahsa tulis sebagai alat mempresentasikan hasil pemikiran penulis dalam bentuk satuan-satuan makna dan penanda hubungan satuan-satuan makna secara eksplisit.
  • Dimensi sistematika yang dijadikan unsur pembeda antara bentuk karya tulis artikel dengan bentuk karya tulis lain.
  • Dimensi kaidah penulisan yang hars ditaati, baik yang bersifat universal (umum).
Ciri-Ciri Artikel
  • Isi tulisan didasari oleh fakta bukan sekedar mitos yang belum terjamin kebenaranya
  • Bersifat faktual dan informative, mengungkapkan informasi yang berdasarkan hasil – hasil penelitian yang telah dilakukan, dan dapat di pertanggung jawabkan kebenaranya.
  • Artikel ilmiah juga memiliki opini atau analisa pemikiran – pemikiran penulis. Akan tetapi, pemikiran itu dikuatkan / didasari oleh data valid berupa hasil penelitian sebelumnya, teori, maupun fakta yang ditulis ke dalam artikel.
  • Menggunakan metode penulisan yang sistematis. Dengan tujuan agar semua informasi dalam arikel dapat di terima oleh masyarakat luas.
  • Menggunakan ragam bahasa yang resmi dan baku. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan bahasa resmi yang bercirikan lugas, logis, denotatif, dan efektif, akan membuat bahasa artikel ilmiah terasa padat, dan berisi.
Jenis-Jenis Artikel
Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
  • Reproduktif, maksud yang ditulis oleh penulis diterima dengan makna yang sama oleh pembaca. Maka dari itu penulis harus menggunakan bahasa yang bermakna denotatif agar terdapat satu pemahaman dengan pembaca.
  • Menggunakan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat dan paragraf.
  • Menggunakan Istilah Keilmuan. Artinya, penulis harus menggunakan bahasa keilmuwan dalam bidang tertentu sebagai bukti penguasaan penulis terhadap lmu tertentu yang dikuasai.
  • Rasional. Artinya, penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis, alur pemikiran yang lancar dan kecermatan penulisan.
  • Bersifat straightforward atau langsung kesasaran.
  • Menggunakan kalimat yang efektif.
Prinsip paling dasar dari melakukan kegiatan menulis adalah menentukan atau memastikan topik atau gagasan apa yang hendak di bahas. Jika, sudah di tentukan gagasannya, kita bisa melakukan sejumlah pengujian.
  • Pola penggarapan artikel:
  • Ketika hendak menulis artikel, kita tidak hanya diperhadapkan pada satu kemungkinan. Soesono memaparkan setidaknya lima pola yang bisa di gunakan untuk menyajikan artikel tersebut.
  • Pola pemecahan topic:
  • Pola ini untuk memcah topik yang masih berada dalam lngkup pembicaraan yang menjadi subtopic atau bagian yang lebih sempit ligkupnya kemudian di analisa. Pola dan pemecahannya: pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah yang masih berada dalam lingkup pokok bahasan yang diberi dengan jelas. Kemudian menganalisa pemecahan masalah yang di kemukakan.
  • Pola kronologi:
  • Pola ini menggambarkan topik yang menurut urut-urut dan peristiwa yang terjadi.
  • Pola pendapat:
  • Pola ini bisa di pakai jika penulis yang bersangkutan hendak mengemukakan pendapatnya sendiri tentang topik yang di kerjakan.
  • Pola perbandingan:
  • Pola ini dua aspek atau lebih dari suatu topik dan menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Pola pembandingan paling sering di gunkan untuk menyusun tulisan.
Untuk bagian pendahuluan, ada tujuh macam bentuk pendahuluan yang bisa digunakan Dengan dari tujuh bentuk pendahuluan dapat menjadi alternatif untuk mengawali penulisan artikel.
  • Ringkasan
  • Pendahuluan yang berbentuk ringkasan mengemukakan isi tulisan secara garis besar.
  • Pernyataan yang menonjol.
  • Pertanyaan yang berisi tentang ketertarikan atau kekaguman agar bertujuan untuk membuat pembaca merasa tertarik.
  • Pelukisan
  • Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal untuk membuat pembaca ingin tahu atau ikut membayangkan bersama penilisan apa-apa yang hendak disajikan dalam artikel.
  • Anekdot
  • Pembukaan jenis ini menawan karena memberi selingan kepada non fiksi seolah-olah menjadi fiksi.
  • Pertanyaan
  • Pendahuluan ini memberikan rangsangan keingintahuan sehingga dianggap pendahuluan yang bagus / baik.
  • Kutipan orang lain
  • Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat langsung menyentuh rasa si pembaca, sekaligus membawanya ke pokok bahasan yang akan dikemukakan dalam artikel itu
  • Amanat langsung
  • Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca agar akan terasa lebih akrab karena seolah-olah tertuju kepada perorang-orangan.
Untuk ini disarankan bagiannya dipecah menjadi beberapa bagian, masing-masing dibatasi dengan subjudul-subjudul. Selain memberi kesempatan agar pembaca beristirahat sejenak. Sub judul itu juga bertugas sebagai penyegar, pemberi semangat baca yang baru. Oleh karena itu, ada baiknya sub judul tidak ditulis secara kaku.
Dalam sebuah artikel bagian yang menentukan adalah penutup. Bagian ini biasanya memuat simpulan dari isi tulisan secara keseluruhan, bisa saja berupa saran, imbalan, ajakan dan sebagainya.
Ketika selesai menulis artikel, hal selanjutnya yang perlu harus dilakukan ialah melakukan pemeriksaan menyeluruh. Untuk memastikan bahwa tulisan yang kita hasilkan kita baik, kita harus rajin memeriksa tulisan kita. Untuk memudahkan mengoreksikan artikel, beberapa pertanyaan dapat membantu kita dalam menjawab. Untuk pembukaan, misalnya apakah kalimat pembuka bisa menarik pembaca? Dapatkah pembaca mulai mengerti ide yang kita tuangkan? Jika tulisan kita cenderung serius, adakah kata-kata yang tidak sepantasnya dikatakan?
  • Perbedaan
b) Features diartikan sebagai tulisan khas di media massa. Dalam ilmu jurnalistik, features merupakan salah satu bentuk tulisan non fiksi dengan karakter Human Interest yang kuat
c)  Artikel hanya menyangkut suatu pokok permasalahan dengan sudut pandang dari disiplin ilmu, teknik yang digunakan umumnya deduktif-induktif atau sebaliknya.
d)  Features merupakan tulisan yang berdasarkan fakta dan data peristiwa aktual, namun materinya diseleksi yang lebih menekan dan dengan menggunakan gaya sastra.
e)  Artikel ditulis berdasarkan data dan fakta (belum tentu peristiwa faktual) diberi analisis dan opini (berupa fakta dan data tandingan) dari penulis
f)  Artikel menekan dari segi permasalahan, sedangkan features menekan dari segi manusianya (human interest) dan juga mahluk hidup lainnya seperti binatang, tumbuh-tumbuhan serta alam
g)  Artikel lebih berfungsi untuk mengajak pembaca untuk lebih fokus kepada pokok permasalahan, sedangkan features lebih berfungsi mengajak pembaca untuk mengugah rasa human interest-nya.
h)  Artikel biasanya dibaca untuk para pakar, pejabat dan tokoh-tokoh terkenal, sedangkan features bisa dibaca siapa saja tidak harus para pakar, tetapi bisa dibaca oleh masyarakat luas.

x


1.      Pengertian Features

Feature merupakan  bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk disimak. Kisahnya deskriptif, memaparkan peristiwa secara objektif, sehingga bisa membangkitkan bayangan-bayangan kejadian yang sesungguhnya kepada pembaca.
Secara sederhana, feature adalah cerita atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik. Disebut cerita atau karangan khas, karena feature bukanlah penuturan atau laporan tentang fakta secara lurus atau lempang sebagaimana dijumpa pada berita langsung (straight news).
Dalam ilmu jurnalistik, feature merupakan salah satu bentuk tulisan non fiksi, dengan karakter human interest yang kuat. Feature adalah sebuah tulisan jurnalistik juga, namun tidak selalu harus mengikuti rumus klasik 5W + 1H.
Menulis feature lebih ’santai’, tidak dituntut tenggat, dan bisa bicara apa saja. Memang konsekuensinya, nilai beritanya tidak ‘hard’ alias tidak banyak diburu orang. Bagaimanapun orang cenderung pada berita terbaru ketimbang yang santai.
Sebuah feature hendaknya ditulis dengan gaya bertutur, deskriptif, sedemikian rupa sehingga susunan kata dan kalimatnya mampu menggambarkan atau melukiskan suatu profil atau peristiwa tertentu. Oleh karena itu, feature sesungguhnya sebuah “cerita”, tapi bukan cerita mengenai fiksi melainkan mengenai fakta. A feature is a story about facts, not about fiction (feature ialah cerita tentang fakta, bukan tentang fiksi). Sedangkan karya tulis tentang fiksi disebut novel, cerita pendek.
Bentuk tulisan feature tidak terpaku pada bentuk piramida terbalik. Justru mengharapkan pembaca mengikuti dengan seksama dari awal hingga akhir tulisan. Kalau diberita langsung (straight news) pembaca cukup membaca paragraf awal tulisan, maka di dalam feature justru inti tulisan baru ditemukan bila membaca dari awal hingga akhir. Dalam penulisan feature agar tidak tersesat kemana mana, tentukan dulu angle/sudut pandang tulisan yang akan memandu arah tulisan.
Fungsi feature mencakup lima hal:
Tulisan feature mempunyai beberapa ciri khas, antara lain:
Jadi, feature adalah jenis berita yang sifatnya ringan dan menghibur. Ia menjadi bagian dari pemenuhan fungsi menghibur (entertainment) sebuah surat kabar.


Ada berapa jenis feature-kah yang selama ini dikenal dalam dunia jurnalistik?
Menurut Wolseley dan Campbell terdapat enam jenis feature:
Berikut ini penjelasan singkat mengenai beberapa jenis feature.
Feature human interest (human interest feature), ialah feature yang langsung menyentuh keharuan, kegembiraan, kejengkelan atau kebencian, simpati, dan sebagainya. Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit, kehidupan seorang petugas kebersihan di jalanan, liku-liku kehidupan seorang guru di daerah terpencil, suka-duka menjadi dai di wilayah pedalaman, atau kisah seorang penjahat yang dapat menimbulkan kejengkelan.
Feature sidebar, ialah feature yang memberitakan bagian-bagian lain dari sebuah peristiwa besar yang di dalamnya mengandung unsur human interest. Seperti, nasib para pengungsi yang kehilangan rumah ketika banjir bandang menimpa mereka.
Feature biografi (biografical feature). Misalnya, riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki keunikan sehingga bernilai berita tinggi. Itu sebabnya, kamu bisa menuliskan tentang profil para pemimpin Islam di masa lalu, misalnya. Atau kamu juga bisa cerita tentang kisahnya al-Khawarizmi, ilmuwan muslim yang menemukan angka nol.
Feature profil (profile features), menceritakan tentang sisi hidup publik figur, organisasi, dan komunitas masyarakat, misalnya berita tentang proses hidup seorang pengusaha sukses yang berawal dari gelandangan, cerita sukses sebuah LSM dalam membangun masyarakat pedalaman, atau cerita ngiris komunitas masyarakat tertentu. Profile feature tidak hanya cerita sukses saja, tetapi juga cerita kegagalan seseorang. Tujuannya agar pembaca dapat bercermin lewat kehidupan orang lain.
Feature perjalanan (travelogue feature). Misalnya menceritakan pengalaman berkesan dari sebuah perjalanan. Misalnya kunjungan ke tempat bersejarah di dalam ataupun di luar negeri, atau ke tempat yang jarang dikunjungi orang. Dalam feature jenis ini, biasanya unsur subjektivitas menonjol, karena biasanya penulisnya yang terlibat langsung dalam peristiwa/perjalanan itu mempergunakan “aku”, “saya”, atau “kami” (sudut pandang-point of view-orang pertama). Ambil contoh tentang perjalanan menunaikan ibadah haji. Perjalanan ke tanah suci itu bisa kamu tuangkan dalam sebuah tulisan bergaya feature yang menarik. Itu sebabnya, disarankan untuk membawa buku catatan kecil untuk menuliskan semua peristiwa yang dialami sebagai bahan penulisan.
Feature “dibalik layar” (explanatory features), menceritakan tentang apa yang sebenarnya terjadi dibalik suatu peristiwa. Misalnya, cerita/berita tentang fakta-fakta yang menyebabkan buruh mogok kerja.
Feature sejarah (hystorical feature), yaitu feature tentang peristiwa masa lalu, namun masih menarik diberitakan masa kini, seperti berita tentang peran Soeharto pada penumpasan PKI yang sering diberitakan media massa menjelang beliau wafat. Misalnya juga peristiwa Keruntuhan Khilafah Islamiyah, sejarah tentang Istana al-Hamra dan benteng Granada. ‘Melongok’ kejayaan Islam di masa lalu. Sejarah tentang kekejaman tentara Salib saat membantai kaum muslimin, sejarah pertama kali Islam masuk ke Indonesia dan sebagainya. Banyak kok sejarah yang bisa kita tulis dengan jenis feature ini.
Feature musiman (seasonal features), bercerita tentang peristiwa unik dan menarik yang terjadi secara rutin, baik setiap tahun, setiap momen, atau setiap musim. Misalnya, cerita riuh-gembira orang-orang kampung ketika lebaran (hari raya Idul fitri) tiba, dsb.
Feature tren (trend features), ialah feature yang menceritakan tentang gaya hidup komunitas tertentu atau masyarakat pada umumnya dalam jangka waktu tertentu. Misalnya gaya hidup remaja desa ketika HP masuk ke kampung-kampung.
Feature petunjuk praktis (tips), disebut juga how-to-do feature, ialah feature yang menjelaskan tentang bagaimana suatu perbuatan atau aktifitas dilakukan. Misalnya, tentang bagaimana caranya merawat mobil agar irit bensing, memasak, merangkai bunga, membangun rumah, seni mendidik anak, panduan memilih perguruan tinggi, cara mengendarai bajaj, teknik beternak bebek, seni melobi calon mertua (he..he..he..) dan sebagainya.
Feature ilmiah (scientific feature), ialah feature mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai oleh kedalaman pembahasan dan objektivitas pandangan yang dikemukakan, menggunakan data dan informasi yang memadai. Feature ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimuat di majalah teknik, komputer, pertanian, kesehatan, kedokteran, dll. Bahkan surat kabar pun sekarang memberi rubrik Science Feature.
Apakah tema-tema berdasarkan bidang / sektor kehidupan bisa diangkat sebagai feature?
Secara konkrit, bagaimanakah sebuah feature ditulis?
Apakah yang disebut sebagai human interest?
Mengapa segi human interest paling diutamakan dalam sebuah feature?
Apakah segi human interest tersebut sudah melekat pada meteri tulisan, atau merupakan kreasi penulisnya?
Apa sajakah yang bisa dikatagorikan sebagai human interest?
Apakah feature dengan tema penderitaan bisa digunakan untuk menjelek-jelekkan pihak yang mengakibatkan penderitaan tersebut?
Bagaimana menulis feature (yang baik)?
Bagaimana trik atau cara menulis feature?
Yang perlu mendapat perhatian dalam penulisan feature ini, adalah lead yang menarik. Nah, lead dalam feature inilah yang sepertinya penting, meski bukan pokok memang. Bahkan jangan lupa, selain lead, kita juga harus membuat tubuh dan endingnya dari tulisan tersebut. Sangat boleh jadi ‘ending’ sebuah feature sama pentingnya dengan lead. Jadi rasa-rasanya harus bisa menarik dan menggoda pembaca. Misalnya memberikan kesimpulan atau mungkin ada ‘celetukan’ atau sindiran yang menggoda pembaca. Di sinilah editor biasanya paling pusing untuk memotong tulisan jenis feature, nggak gampang lho. Sama sulitnya dengan ‘mengobrak-abrik’ naskah cerpen. Kenapa? Karena semua bagian dalam feature itu penting.




2.      Pengertian Artikel
Artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita, surat kabar, dan sebagainya (KBBI 2002: 66), atau bisa juga sebuah karangan/prosa yang di muat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas. Dalam arti lain, Artikel juga merupakan karya tulis atau karangan, karangan non fiksi, karangan tak tentu panjangnya, karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur, sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan lainnya. wujud karangan berupa berita atau “kharkas”.
Ada banyak jenis dari artikel itu sendiri, misalnya artikel redaksi, yang berarti yang digarap oleh redaksi dibawah tema tertentu yang menjadi isi penerbit. Ada pula artikel umum yang merupakan tulisan yang ditulis oleh umum. Sedangkan dari fungsinya dan kepentingannya pun berbeda pula. Ada juga artikel khusus dan artikel sponsor. Artikel khusus adalah nama lain dari artikel redaksi. Sedangkan artikel sponsor ialah artikel yang membahas atau memperkenalkan sesuatu
Istilah Artikel Ilmiah memiliki 4 Dimensi, yaitu:


Narasi
Deskripsi
Argumentasi
Persuasi


Ciri-ciri Penulisan Artikel Ilmiah
Selain itu, ada pula langkah untuk menulisnya. Karakteristik menulis karya ilmiah atau artikel ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Menguji  gagasan
2. Menulis bagian pendahuluan
3. Menulis bagian pembahasan atau tubuh utama
4. Menutup artikel
5. Pemeriksaan isi artikel
Untuk isi atau tubuh, apakah kalimat mendukung sudah benar-benar mendukung pembukaan? Apakah masing-masing kalimat berhubungan dengan ide pokok? dan hal lainya pula.
Untuk kesimpulan, apakah mencangkup semua ide tulisan? bagaimana sikap atau tindakan kita terhadap kata-kata dalam kesimpulan yang dibuat? Jika kita memberikan respon “tidak” untuk tiap pertanyaan, berarti kita perlu mengecek atau merevisi ulang artikel dengan mengganti dan menulis bagian yang salah.

Perbedaan Features dan Artikel
a)  Artikel adalah karya tulis lengkap misalnya laporan berita atau essay di majalah, surat kabar, dan sebagainya. Dalam ilmu jurnalistik, artikel adalah salah satu bentuk tulisan non fiksi yang berisi berita faktadan data yang disertai sedikit analisis dan opini penulisnya.









BAB III
PENUTUP

·         Kesimpulan
a)  Features dan artikel sama-sama bentuk tulisan yang memiliki nilai jurnalistik yang tinggi
b) Features dan artikel sama-sama tidak berstruktur piramida terbalik melainkan berstruktur balok sama besar
c)  Features dan artikel bersifat jenis tulisan yang memberikan informasi dan mendidik
d)  Features dan artikel merupakan bentuk tulisan non fiksi yang memiliki karakter yang kuat.
            Jadi untuk membuat suatu tulisan features dan artikel, tidak hanya mengikuti syarat-syarat yang sudah dijelaskan pada pembahasan tadi. Namun harus memiliki keterampilan dan pemilihan kata yang baik dari penulis.

Daftar Pustaka



           









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persahabatan Komunikasi Antar Personal

Perspektif Pragmatis

Manajemen isu dan krisis